Senin, 06 April 2015

(Review) Dilan, Dia Adalah Dilanku Tahun 1990



Judul                                       : Dia Adalah Dilanku Tahun 1990
Penulis                                    : Pidi Baiq
Ilustrasi sampul dan isi            : Pidi Baiq
Penyunting naskah                 : Moemoe dan Huda Wahid
Penyunting ilustrasi                : Pidi Baiq
Desain sampul                       : Kulniya Sally
Proofreader                            : Febti Sribagusdadi Rahayu
Layout sampul dan seting isi  : Tim Artistik & Deni Sopian
Diterbitkan oleh                      : Mizan





Ini adalah novel yang menceritakan tentang seorang wanita bernama Milea yang sedang dilanda kerinduan pada masa lalunya saat dulu di Bandung, tahun 1990. Milea menceritakan kisah cintanya bersama seseorang yang bernama Dilan.
Pada awalnya, Dilan adalah cowok misterius yang datang secara tiba-tiba umtuk mendekati Milea yang saat itu baru seminggu bersekolah di sekolah barunya yang terletak di Bandung. Milea yang pada mulanya beranggapan bahwa Dilan hanyalah anak nakal, berusaha untuk mengabaikannya. Ditambah lagi dengan gosip-gosip yang beredar mengatakan bahwa Dilan sering mabuk-mabukan. Namun, Dilan punya banyak akal yang unik untuk mendekati Milea. Pada akhirnya Milea merasa nyaman dengan caranya Dilan yang antimainstream mendekatinya. Milea yang saat itu sedang mempunyai pacar, merasa bahwa Dilan lebih asyik dibandingkan Benny, pacar Milea yang berada di Jakarta. Benny terlalu posesif untuknya, namun Dilan begitu asyik sebagai gangster.


******


Awalmulanya saya mengira ini hanyalah novel romance yang berisi cerita yang klise, namun setelah saya membacanya, ternyata di dalamnya terdapat cerita-cerita yang unik. Ditambah dengan karakter dalam novel yang juga unik, terutama pada peran dalam novel yang bernama Dilan, membuat novel ini benar-benar asyik untuk dibaca. Gaya bahasa yang ditulis oleh penulisnya juga membuat novel ini menjadi hidup.
Saya sempat mengira novel setebal 330 halaman ini terlalu tebal untuk dinikmati, namun setelah membacanya sampai habis, ternyata terasa kurang banyak.

Di setiap BAB pada novel ini selalu ada hal-hal yang membuat saya penasaran, sehingga saya tidak ingin melepas buku ini dari genggaman dan penglihatan saya.



Beberapa kalimat favorite di dalam novel:

1.)
Milea, kamu cantik, tapi aku belum mencintaimu. Enggak tahu kalau sore. Tunggu aja”
(Dilan 1990)


2.)
“Milea, jangan pernah bilang ke aku ada yang menyakitimu, nanti, besoknya, orang itu akan hilang.”
(Dilan 1990)



3.)
“Cinta sejati adalah kenyamanan, kepercayaan, dan dukungan. Kalau kamu tidak setuju, aku tidak peduli.”
(Dilan 1990)



4.)
 “SELAMAT ULANG TAHUN, MILEA.INI HADIAH UNTUKMU, CUMA TTS. TAPI SUDAH KUISI SEMUA. AKU SAYANG KAMU. AKU TIDAK MAU KAMU PUSING KARENA HARUS MENGISINYA. DILAN”
(Dilan 1990)





Dan ini adalah beberapa percakapan favorite saya di dalam novel:


1.) 
"Kamu Milea, ya?"
"Eh?" kutoleh lagi dirinya, memastikan barangkali aku kenal.
Nyatanya tidak, lalu kujawab:
"Iya."
"Boleh gak aku ramal?"
"Ramal?" Aku langsung heran dengan pertanyaanya. Kok, meramal? Kok, bukan kenalan?
"Iya," katanya. "Aku ramal, nanti kita akan bertemu di kantin". 

2.)

“…Kenapa mikirin aku?”

“Aku hanya mikir yang senang-senang.”

“Kamu senang mikirin aku”

“Malah bingung, sih.”

“Bingungnya?”

“Bingung bagaimana kuhentikan."  

3.)

“Cemburu gak?”

“Jangan. Nanti kamu repot.”

4.) 

“…jangan rindu.”

“Kenapa?”

“Berat. Kau gak akan kuat. Biar aku saja.” 


Kelebihan Novel ini:

-Bahasanya yang ringan, membuat novel ini mudah untuk dipahami.
-Gaya bahasa pada novel ini sama seperti kita mengobrol pada umumnya. Jadi asyik untuk dibaca.
-Banyak makna yang baik untuk dipahami.
-Cerita yang unik.
-Karakter yang juga unik.


Kekurangan Novel ini:

Saya kira, hampir tidak ada kekurangan pada novel ini. Namun, setiap ciptaan manusia, tidak ada yang sempurna. Menurut saya, kekurangan hanya terletak pada sebagian bahasa yang menggunakan bahasa sunda, karena tidak semua orang bsia mengerti bahasa sunda. Tapi, untungnya, sang penulis juga membuat terjemahan bahasa indonesianya agar kita bisa memahaminya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar