TUGAS 3
ILMU BUDAYA DASAR
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Manusia dilahirkan oleh kedua orang yang saling menumpahkan perasaannya. Itu adalah sebuah jawaban mengapa manusia terlahir memiliki rasa cinta dan kasih sayang.
Tak banyak orang yang bisa mendefinisikan cinta dan kasih. Tapi, setiap orang pasti bisa merasakannya. Namun, mempunyai memiliki pengalaman yang berbeda.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Cinta Menurut Para Ahli
Sumber: pengertianahli.com
B. Macam-macam Cinta Menurut Al Qur’an
1. Cinta mawaddah adalah jenis cinta mengebu-gebu, membara dan “nggemesi”. Orang yang memiliki cinta jenis mawaddah, maunya selalu berdua, enggan berpisah dan selalu ingin memuaskan dahaga cintanya. Ia ingin memonopoli cintanya, dan hampir tak bisa berfikir lain.
2. Cinta rahmah adalah jenis cinta yang penuh kasih sayang, lembut, siap berkorban, dan siap melindungi. Orang yang memiliki cinta jenis rahmah ini lebih memperhatikan orang yang dicintainya dibanding terhadap diri sendiri. Baginya yang penting adalah kebahagiaan sang kekasih meski untuk itu ia harus menderita. Ia sangat memaklumi kekurangan kekasihnya dan selalu memaafkan kesalahan kekasihnya. Termasuk dalam cinta rahmah adalah cinta antar orang yang bertalian darah, terutama cinta orang tua terhadap anaknya, dan sebaliknya. Dari itu maka dalam al Qur’an , kerabat disebut al arham, dzawi al arham, yakni orang-orang yang memiliki hubungan kasih sayang secara fitri, yang berasal dari garba kasih sayang ibu, disebut rahim (dari kata rahmah). Sejak janin seorang anak sudah diliputi oleh suasana psikologis kasih sayang dalam satu ruang yang disebut rahim. Selanjutnya diantara orang-orang yang memiliki hubungan darah dianjurkan untuk selalu bersilaturrahim, atau silaturrahmi artinya menyambung tali kasih sayang. Suami isteri yang diikat oleh cinta mawaddah dan rahmah sekaligus biasanya saling setia lahir batin-dunia akhirat.
3. Cinta mail, adalah jenis cinta yang untuk sementara sangat membara, sehingga menyedot seluruh perhatian hingga hal-hal lain cenderung kurang diperhatikan. Cinta jenis mail ini dalam al Qur’an disebut dalam konteks orang poligami dimana ketika sedang jatuh cinta kepada yang muda (an tamilu kulla al mail), cenderung mengabaikan kepada yang lama.
4. Cinta syaghaf. Adalah cinta yang sangat mendalam, alami, orisinil dan memabukkan. Orang yang terserang cinta jenis syaghaf (qad syaghafaha hubba) bisa seperti orang gila, lupa diri dan hampir-hampir tak menyadari apa yang dilakukan. Al Qur’an menggunakan term syaghaf ketika mengkisahkan bagaimana cintanya Zulaikha, istri pembesar Mesir kepada bujangnya, Yusuf.
5. Cinta ra’fah, yaitu rasa kasih yang dalam hingga mengalahkan norma-norma kebenaran, misalnya kasihan kepada anak sehingga tidak tega membangunkannya untuk salat, membelanya meskipun salah. Al Qur’an menyebut term ini ketika mengingatkan agar janganlah cinta ra`fah menyebabkan orang tidak menegakkan hukum Allah, dalam hal ini kasus hukuman bagi pezina (Q/24:2).
6. Cinta shobwah, yaitu cinta buta, cinta yang mendorong perilaku penyimpang tanpa sanggup mengelak. Al Qur’an menyebut term ni ketika mengkisahkan bagaimana Nabi Yusuf berdoa agar dipisahkan dengan Zulaiha yang setiap hari menggodanya (mohon dimasukkan penjara saja), sebab jika tidak, lama kelamaan Yusuf tergelincir juga dalam perbuatan bodoh, wa illa tashrif `anni kaidahunna ashbu ilaihinna wa akun min al jahilin (Q/12:33)
7. Cinta syauq (rindu). Term ini bukan dari al Qur’an tetapi dari hadis yang menafsirkan al Qur’an. Dalam surat al `Ankabut ayat 5 dikatakan bahwa barangsiapa rindu berjumpa Allah pasti waktunya akan tiba. Kalimat kerinduan ini kemudian diungkapkan dalam doa
ma’tsur dari hadis riwayat Ahmad; wa as’aluka ladzzata an nadzori ila wajhika wa as syauqa ila liqa’ika, aku mohon dapat merasakan nikmatnya memandang wajah Mu dan nikmatnya kerinduan untuk berjumpa dengan Mu. Menurut Ibn al Qayyim al Jauzi dalam kitab Raudlat al Muhibbin wa Nuzhat al Musytaqin, Syauq (rindu) adalah
pengembaraan hati kepada sang kekasih (safar al qalb ila al mahbub), dan kobaran cinta yang apinya berada di dalam hati sang pecinta, hurqat al mahabbah wa iltihab naruha fi qalb al muhibbi.
ma’tsur dari hadis riwayat Ahmad; wa as’aluka ladzzata an nadzori ila wajhika wa as syauqa ila liqa’ika, aku mohon dapat merasakan nikmatnya memandang wajah Mu dan nikmatnya kerinduan untuk berjumpa dengan Mu. Menurut Ibn al Qayyim al Jauzi dalam kitab Raudlat al Muhibbin wa Nuzhat al Musytaqin, Syauq (rindu) adalah
pengembaraan hati kepada sang kekasih (safar al qalb ila al mahbub), dan kobaran cinta yang apinya berada di dalam hati sang pecinta, hurqat al mahabbah wa iltihab naruha fi qalb al muhibbi.
8. Cinta kulfah. yakni perasaan cinta yang disertai kesadaran mendidik kepada hal-hal yang positip meski sulit, seperti orang tua yang menyuruh anaknya menyapu, membersihkan kamar sendiri, meski ada pembantu. Jenis cinta ini disebut al Qur’an ketika menyatakan bahwa Allah tidak membebani seseorang
kecuali sesuai dengan kemampuannya, la yukallifullah nafsan illa wus`aha (Q/2:286)
kecuali sesuai dengan kemampuannya, la yukallifullah nafsan illa wus`aha (Q/2:286)
Sumber: trydjoko.wordpress.com
C. Jenis-jenis cinta menurut Filsafat Yunani:
1. Eros. Eros adalah cinta secara fisik, dengan kerinduan yang sifatnya sebagian besar sensual. Eros adalah cinta yang didasarkan semata-mata pada emosi dan bukan pada logika. Istilahnya "Cinta pada pandangan pertama". Di dalam bahasa Yunani Modern, kata "erotas" (έρωτας) berarti "cinta yang intim"; meskipun begitu, eros tidak selalu bersifat seksual pada dasarnya. Eros dapat diinterpretasikan sebagai cinta pada seseorang yang Anda cintai lebih daripadaphilia, yaitu cinta antara sahabat. Eros juga dapat diterapkan pada hubungan antarpacar dan juga dalam pernikahan. Plato menjelaskan definisinya sendiri akaneros: Meskipun eros pada umumnya diasosiasikan dengan cinta kepada satu orang, apabila ditelusuri lebih jauh, eros dapat juga bermakna apresiasi akan keindahan seseorang atau bahkan keindahan itu sendiri. Plato tidak berbicara tentang ketertarikan secara fisik sebagai bagian yang penting dalam cinta, tetapi ia menggunakan kata platonik, yang diartikan sebagai "tanpa ketertarikan secara fisik". Di dalam karyanya yang berjudul Symposium, karya filsafat Yunani yang paling terkenal yang membahas tema cinta, Plato menjawab kritik Socrates bahwaeros dapat membantu jiwa-jiwa menyadari keindahan, dan membantu memahami kebenaran spiritual, bentuk ideal dari keindahan yang membawa manusia ke dalam nafsu erotis - dengan demikian menekankan bahwa cinta yang berbasis sensualitas tetap berpegang pada sifatnya yang non-fisik dan spiritualis; sampai pada pemahaman yang mengarah pada transendensi.
2. Philia. Philia didefiniskan sebagai cinta yang sifatnya mental. Philia juga diasosiasikan sebagai cinta antarsahabat di dalam bahasa Yunani Kuno dan Modern. Cinta semacam ini sifatnya 'memberi dan menerima'. Philia menurut Aristoteles, adalah cinta yang sifatnya penuh kebajikan dan tidak bersifat agresif.Philia dapat diterapkan pada sahabat, teman, keluarga, dan masyarakat, dan memerlukan kebajikan, prinsip kesetaraan dan kedekatan. Di dalam teks-teks kuno, philos digunakan untuk menyebut cinta secara umum, digunakan antarkeluarga, antarteman, dan juga kesukaan pada sebuah aktivitas atau barang tertentu.
3. Agape. Agape berarti cinta di dalam sifatnya yang spiritual. Di dalam katas'agapo (Σ'αγαπώ), yang berarti "aku mencintaimu" di dalam bahasa Yunani Kuno, seringkali dikaitkan dengan 'cinta yang tak bersyarat'. Cinta semacam ini tidak mementingkan diri sendiri; cinta ini memberi dan tidak mengharapkan diberi. Agape digunakan di dalam Alkitab, 1 Korintus 13 sebagai "ayat-ayat cinta"; dan dijelaskan di seluruh Perjanjian Baru sebagai cinta yang penuh pengorbanan. Tidak peduli apakah cinta itu terbalas atau tidak, orang yang mencintai secaraagape terus mencintai tanpa merasa perlu dicintai. Agape juga digunakan di dalam teks-teks kuno untuk menggambarkan cinta kepada istri/suami atau anak.Agape juga digunakan secara ekstensif di dalam Kekristenan untuk menggambarkan kasih Tuhan yang tak bersyarat.
4. Storge, berarti "rasa sayang" di dalam bahasa Yunani Kuno dan Modern.Storge adalah cinta yang sifatnya alamiah, seperti yang dirasakan orangtua kepada anak mereka. Kata ini jarang digunakan di dalam teks-teks kuno, dan hampir selalu digunakan untuk menggambarkan cinta diantara anggota keluarga. Kata ini juga digunakan untuk mengekspresikan penerimaan atas sesuatu, dan bahkan kadang-kadang bersifat sindiran, seperti "mencintai tiran".
Sumber: willymandagi.blogspot.com
D. Cinta Menurut Psikologi
1. Menyukai (Liking) dalam hal ini tidak diartikan dengan sepele. Sternberg mengatakan bahwa
menyukai dalam hal ini adalah ciri persahabatan sejati, di mana seseorang merasakan keterikatan, kehangatan, dan kedekatan dengan yang lain tetapi tidak intens dalam hal gairah atau komitmen jangka panjang. Syarat adanya sifat menyukai adalah terpenuhinya intimacy.
menyukai dalam hal ini adalah ciri persahabatan sejati, di mana seseorang merasakan keterikatan, kehangatan, dan kedekatan dengan yang lain tetapi tidak intens dalam hal gairah atau komitmen jangka panjang. Syarat adanya sifat menyukai adalah terpenuhinya intimacy.
2. Cinta gila (Infatuated love) sering dirasakan sebagai “cinta pada pandangan pertama.” Tapi tanpa aspek keintiman dan komitmen pada cinta, cinta gila mungkin akan menghilang tiba-tiba. Syarat adanya cinta gila adalah munculnya intimacy dan commitment.
3. Cinta kosong (Empty love). Kadang-kadang, cinta muncul tanpa ada perasaan keintiman dan gairah dan itu disebut dengan cinta kosong. Tipe cinta ini hanya ada perasaan untuk berkomitmen tanpa ada keintiman dan gairah diatara mereka. Biasanya ini muncul ketika ada budaya perjodohan dan sering diawali dengan tipe cinta kosong.
4. Cinta romantis (romantic love). Mereka yang memiliki cinta romantis akan terikat secara emosional (seperti pada nomer 1) dan adanya gairah satu sama lain. Syarat adanya cinta romantis adalah munculnya intimacy dan passion (gairah).
5. Pasangan cinta (Companionate love) sering ditemukan dalam pernikahan, di mana gairah sudah tidak nampak lagi, tetapi kasih sayang yang mendalam dan komitmen masih tetap ada. Companionate love umumnya merupakan hubungan antara Anda dengan seseorang yang hidup bersama, tetapi tanpa hasrat seksual atau fisik. Ini lebih kuat dari persahabatan karena dalam hubungan ini ada unsur komitmen. Salah satu contoh cinta yang ada dalam sebuah keluarga adalah bentuk companionate love, juga mereka yang menghabiskan banyak waktu bersama namun tidak ada hubungan seksual dan gairah disana.
6. Cinta bodoh (Fatuous love) dapat dicontohkan saat pacaran dan pernikahan dalam kerenggangan,
di mana cinta masih ada komitmen dan gairah, tanpa ada pengaruh keintiman seperti keterikatan, kehangatan, dan kedekatan.
di mana cinta masih ada komitmen dan gairah, tanpa ada pengaruh keintiman seperti keterikatan, kehangatan, dan kedekatan.
7. Cinta yang sempurna (Consummate love) adalah bentuk lengkap dari sebuah cinta. Ini adalah tipe yang ideal dan banyak orang ingin mencapainya. Sternberg mengingatkan, mempertahankan cinta yang sempurna mungkin lebih sulit daripada mencapainya. Cinta yang sempurna mungkin tidak permanen. Misalnya, jika gairah hilang dari waktu ke waktu, mungkin berubah menjadi cinta companionate.
Sumber: psikologizone.com
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setiap orang mempunyai definisi yang berbeda-beda tentang cinta dan kasih sayang. Namun, kebanyakan orang tidak bisa mendefinisikannya. Karena, pada dasarnya, cinta dan kasih sayang itu bukan soal difinisi, tapi bagaimana kita merasakan alurnya.
Casino and sports betting open on New Jersey - JtmHub
BalasHapus› btc-online › 용인 출장샵 btc-online The casino is located in the Atlantic City's Marina 삼척 출장샵 District and features 화성 출장마사지 5,000 slots, nearly 200 table games, as well as a full-service 아산 출장샵 casino and hotel. Borgata Hotel Casino & Spa 서산 출장샵